SUATU TINJAUAN PEMANFAATAN KAYU HUTAN TANAMAN UNTUK GLULAM

Hutan tanaman umumnya dipanen pada umur kurang dari 10 tahun, sehingga kayu berdiameter kecil, inferior sifat fisis-mekanisnya, serta rentan terhadap bio-deteriorasi. Agar ini dapat dimanfaatkan lebih berdaya-guna, maka rekayasa pembuatan glued-laminated timber (glulam) diaplikasikan, diperoleh batang berukuran besar dan ketahanannya serangan organisme perusak ditingkatkan. Saat ini, jenis hutan yang telah dipelajari untuk dibuat menjadi adalah jabon (Anthocephalus cadamba), karet (Hevea brasiliensis), mahoni (Swietenia sp.), mangium (Acacia mangium), manii (Maesopsis eminii), mindi (Melia azedarach), pinus (Pinus merkusii), sengon (Falcataria moluccana), sungkai (Peronema canescens), sedangkan alam kombinasinya yaitu kempas (Koompassia malaccensis) merbau (Instia sp.). Sementara perekat digunakan dalam glulam nabati tanin mangium, mahoni, merbau, sintetis isosianat phenol resorcinol formaldehyde (PRF). Hasilnya menunjukkan bahwa dengan berbasis mempunyai fisis mekanis sebanding solidnya maupun menggunakan PRF. Demikian pula fisis-mekanis tidak berbeda solidnya, kecuali keteguhan geser rendah selain itu tersebut tahan delaminasi baik perendaman air dingin mendidih, berhasil memenuhi standar JAS 1152-2007. Pada impregnasi polistirena memberikan pengaruh perubahan warna sangat rekatnya ketahanan rayap tanah (Coptotermes curvignathus Holmgren) meningkat.